MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID - Ahli Gastroentero Hepatologi Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar, dr Nu’mang, mengimbau, pihak sekolah untuk menutup akses penularan penyakit hepatitis misterius pada anak-anak.
“Jangan buka ruang di mana orang bisa makan bersama dimana berkumpul dan saling bersentuhan. Misalnya kantin, kalau virus ini ada di sekitarnya maka mudah sekali terjangkit,” paparnya, Selasa (17/5).
Meski demikian, Nu’mang menegaskan, masyarakat tidak bisa asal deteksi dini, apalagi demam bukan tanda penyakit hepatitis misterius. Tubuh menguning, satu-satunya gejala pengidap penyakit hepatitis misterius.
“Tidak (demam), kalau ini kasusnya lebih spesifik bahwa dia kuning (tubuhnya), lemas, dan muntah-muntah,” ucap Nu’mang.
Dia mengaku imunisasi tidak serta merta mencegah penularan hepatitis misterius. Penyakit hepatitis misterius tetap berisiko tinggi pada anak yang telah mendapat imunisasi lengkap.
“Kalau ternyata kasus ini memang virus dan tidak masuk di dalam A, B, C, D, E itu, maka orang yang sudah divaksin pun bisa kena karena bukan vaksin terhadap virus itu,” ucapnya.
Imunisasi bertujuan untuk mencegah virus spesifik, sementara penyakit hepatitis misterius saat ini belum diketahui etiologinya. Vaksin hepatitis hanya mencegah virus hepatitis B (HBV) tidak melindungi penularan virus lainnya.
“Vaksinasi virus A tidak akan memberikan perlindungan terhadap virus lainnya. Tentu dia spesifik. Begitu spesifiknya itu imunisasi,” ujarnya.
Menerapkan kembali protokol kesehatan (prokes) Covid-19 jadi alternatif menghindari penyakit misterius ini. Prokes seperti cuci tangan penting karena penyakit ini menular lewat mulut.
“Lanjutkan protokol Covid-19 ini kalau dia memang virus meskipun bukan yang ada sekarang (hepatitis A, B, C, D, D) ini itu lebih dari cukup,” jelasnya.
Nu’mang menambahkan, orang dewasa pun berpotensi mengidap penyakit ini. Bukan hanya pada anak-anak saja. Meski sebagian besar kasus yang ditemukan berusia 0-16 tahun.
“Orang dewasa tetap terancam, memang virus ini kasusnya banyak pada anak-anak tapi bisa juga di dewasa hanya karena angka kematian tinggi kelihatan pada anak-anak,” terangnya.
Diketahui, Penyakit Hepatitis Akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini. (jun)