MESKI demikian, NH menilai usulan paket Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo tersebut semua bergantung pada keputusan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
NH menilai, dua tahun menuju pilpres, persaingan politik masih dinamis, segala kemungkinan terbuka.
“Itu sangat memungkinkan, politik itu kan dinamis, semua serba memungkinkan, apabila tujuan hendak dicapai, tapi yang paling penting bagaimana kemaslahatan dan kesejahteraan bangsa kita,” katanya.
Mantan Ketua Golkar Sulsel ini menjelaskan bila Airlangga ingin menang maka dia pilih Pak Ganjar. “Apakah pak Ganjar bersedia, itu kita tidak tahu,” lanjutnya.
NH juga mengingatkan tujuan politik itu untuk merebut kekuasaan. Maka hal wajar bisa tiga ketua umum partai sepakat membangun KIB. “Politik itu bicara soal kepentingan bagaimana rebut kekuasaan, politik itu ujungnya merebut kekuasaan, politik itu bagaimana bisa berkuasa, karena kekuasaan tidak diberi tapi direbut,” katanya.
Sebelumnya, Airlangga menyatakan bila partainya resmi menjajaki koalisi dengan PAN dan PPP untuk Pemilu 2024. Menurutnya, ketiga partai sepakat bakal melanjutkan program-program dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Tentunya kita akan bekerja sama ke depan untuk mengawal agenda-agenda politik ke depan, termasuk dalam pemilu nanti di 2024,” kata Airlangga baru-baru ini. (jun/rif)