MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID - Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL) berunjuk rasa di depan pintu gerbang timur Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Selasa (17/5). Meski diguyur hujan, mahasiswa tetap mengeluarkan orasi menuntut permintaan maaf Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Dari pantauan pukul 15.38 Wita, suasana demo yang tadinya damai berubah tegang kala bupati Maros hendak meninggalkan kantor gubernur. Mahasiswa mengira mobil yang ditumpangi bupati adalah kendaraan gubernur.
Suasana semakin kacau ketika mahasiswa menyadari jika gubernur berada di dalam kantor, namun enggan menemui mereka. Mereka pun menahan mobil bupati yang keluar dari gerbang.
“Bupati Maros ada, berarti gubernur ada di dalam. Rapatkan barisan,” teriak salah satu peserta unjuk rasa.
Aksi dorong antar-Satpol PP dan mahasiswa sempat terjadi hingga ke jalan. Aksi ini terhenti ketika bupati Maros membuka jendela untuk menenangkan mahasiswa.
Namun, mahasiswa menolak untuk membuka akses jalan gerbang Pemprov Sulsel.
Akibatnya, terjadi kemacetan panjang kendaraan tidak bisa keluar dari kantor gubernur.
Mahasiswa menolak untuk bubar hingga permintaan mereka dituruti.
Dalam tuntutannya, mahasiswa tidak hanya mendesak gubernur untuk meminta maaf. Lebih dari itu, mereka meminta untuk memisahkan diri keluar dari Sulawesi Selatan.
“Tolong bantu kami Pak Gubernur. Izinkan kami membentuk provinsi Luwu Raya, karena Sulsel dianggap tidak mampu mensejahterakan masyarakat luwu raya,” ucap salah satu peserta orasi.
Ketika aksi demo masih berlangsung, gubernur meninggalkan kantornya melalui pintu alternatif lain. Mahasiswa pun hanya bisa menyampaikan aspirasi dari jalanan di depan kantor gubernur. (jun)