MAKALE, BKM.COM– Panitia Pelaksana (Panpel) Toraja Carnaval target pengunjung 50 ribu orang. Hari pertama pembukaan dan hari kedua diprediksi disesaki pengunjung sekitar 20 ribu sebab artis Glow Rossa sudah tampil bersama penyanyi lokal.
Demikian pula hari terakhir dua artis tenar Dony Sibarani, dan Sharon Britney Graviella Padidi, manggung memukau pemirsa.
Toraja Carnaval dihelat selama tiga hari (19-21/5/2022) di kawasan wisata Religi Burake, tujuannya solusi mengurai bangkitnya kembali pariwisata setelah 2 tahun stagnan, lantaran Covid-19.
Hadirnya Toraja Carnaval tentunya awal kebangkitan ekonomi sebab Panpel tidak tanggung-tanggung kemas kegiatan saat pembukaan atraksi budaya Toraja masa lalu, seperti Malemba’/ma’passan tua’ lan suke, malemba’ pare, marengnge’ baka, Ma’bugi, Ma’barrung, drumben. Demikian pula Perlombaan Tari Kreasi Anak-anak Milineal, Festival Band se Sulawesi, Peragaan Fashion Show, dan Pameran UMKM.
Hal itu dikemukakan ketua panitia pelaksana, John Rende Mangontan (JRM), Minggu (15/5) saat gelar jumpa pers di Pantan Toraja hotel usai rapat panitia final cek yang melibatkan Pemda, TNI-Polri, dan Satgas Covid-19.
Kata JRM, meskipun Toraja Carnaval bakal disesaki pengunjung dari berbagai penjuru daerah, penerapan protokol kesehatan (Prokes) tetap ketat untuk mencegah cluster baru seperti pengecekan vaksin, pakai masker, dan Satgas Covid-19 juga gelar vaksin dilokasi.
Masalah keamanan pengunjung dan peserta tetap jadi perioritas, maupun arus lalulintas, sehingga peserta dan pengunjung dilayani dengan baik panitia kolaborasi dengan stake holder lainnya, bersama warga Burake, tutur JRM.
Event Toraja Carnaval 2022 berdampak positif peningkatan pendapatan daerah sektor industri pariwisata, dan UMKM, serta hunian hotel, maupun kuliner. Toraja Carnaval juga melibatkan generasi muda milenial tumbuhkan kecintaan, kepedulian, dan kreatifitas anak muda mendukung sektor pariwisata dan budaya.
Lanjut anggota DPRD Provinsi Sulsel, fraksi Golkar ini, event Toraja Carnaval didukung penuh pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai upaya bangkitkan kearifan lokal Toraja sebagai karunia Tuhan tidak dimiliki daerah lain (agus).
