MAROS, BKM.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros menggelar rapat koordinasi (rakor) persiapan pemberangkatan jemaah calon haji (JCH) tahun 1443 H/ 2022 M. Rakor berlangsung di Ruang Rapat Wabup Maros, Rabu (11/5). Dipimpin langsung oleh Kepala Kemenag Maros Abd Hafid M Talla, dan dihadiri Wabup Maros Suhartina Bohari.
Abd Hafid menyebutkan, kuota JCH yang tersedia untuk Kabupaten Maros sebanyak 142.
“Awalnya kita ada 300-an jemaah. Hanya saja kuota yang tersedia ternyata 142. Ini merupakan perwakilan dari tiap kecamatan, dengan rincian 50 laki-laki dan 92 perempuan. Juga ada tambahan cadangan 28 jemaah,” sebutnya.
Persiapannya untuk pemberangkatan jemaah haji, ungkap Abd Hafid, telah berjalan. Pihaknya pun telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Maros.
“Kami sudah mulai melakukan persiapan. Bahkan sudah mulai mengecek status vaksinasi tiap jemaah. Hanya saja ada perbedaan data. Untuk itu kami akan terus melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Maros,” jelasnya.
Dirinya melanjutkan, berbeda dengan tahun lalu, tahun ini ada aturan usia bagi jemaah yang akan berangkat, yakni maksimal 65 tahun.
“Jemaah yang boleh berangkat hanya yang kelahirannya di atas tanggal 30 Juni 1957. Meskipun aturannya sekarang seperti itu, ini kan tergantung jebijakan. Setelah pemberangkatan tahun ini kita akan evaluasi, mengingat jemaah Kabupaten Maros banyak yang memiliki usia diatas 65 tahun,” tambahnya.
Dihadapan para peserta rapat, Abd Hafid menyebutkan data per 1 April 2022, terdapat 11.140 jemaah yang terdaftar dengan masa tunggu 37 tahun. “Karena masa tunggu yang terhitung lama, kami sudah bisa menerima pendaftar dengan usia minimal 12 tahun,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penyelenggaraan Umroh dan Haji Kabupaten Maros Ahmad Ikhyaddin, menjelaskan teknis pemberangkatan jemaah. Untuk jemaah Kabupaten Maros akan berkumpul di Masjid Al-Markaz menuju Asrama Haji Sudiang.
“Kami akan sampaikan untuk menyiapkan perlengkapan-perlengkapan seperti koper dan beberapa barang lainnya. Sehari sebelum berkumpul, koper jemaah akan diminta untuk dikumpulkan di Al-Markaz,” ujarnya.
Ikhyaddin juga mengatakan, biasanya enam jam setelah berkumpul di Al-Markaz, jemaah akan diantar langsung ke Asrama Haji Sudiang.
“Tahun ini ada sedikit perbedaan. Kita yang biasanya berada di kloter terakhir seringkali tidak bermalam. Sebab sekarang sudah harus PCR. Jemaah kemungkinan akan menginap selama dua malam di Asrama Haji sebelum diberangkatkan,” jelasnya.
Jemaah harus negatif di setiap tes, baik tes PCR maupun tes kehamilan. Jika ada yang positif saat PCR, pemberangkatannya akan ditunda dan menunggu di kloter selanjutnya.
“Semoga tidak ada yang positif hami. Sebab jika ada yang positif hamil mereka harus dipulangkan dan harus menunggu hingga tahun berikutnya. Belum ada penetapan kloter yang pasti dari Kemenag. Kita berharap Maros bisa ikut di pemberangkatan kloter satu ataupun dua,” bebernya.
Emberkasi Makassar yang tersedia ada 19 kloter. Pemkab berharap, Maros yang belum mendapatkan jadwal bisa ikut di kloter-kloter awal. Kloter awal akan berangkat pada 16 Juni 2022.
“Kami sudah mengecek Bagian Seksi Penyelenggaraan Haji Maros, mereka mengatur dokumen dan beberapa berkas. Mereka mengaku siap berangkat di sesi pertama,” pungkasnya. (ari/c)