GOWA, BKM.FAJAR.CO.ID - Salah satu alat yang menjadi senjata geng motor di Kabupaten Gowa selain parang, yakni busur. Anak busurnya runcing, tajam dan memakai pengait. Sedang ketapelnya dipasangi alat pelontar berbahan karet. Rerata tali karet yang digunakan untuk pelontar adalah karet bahan kuat. Hasil pemeriksaan tali pelontar pada ketapel sitaan polisi dari kelompok geng motor yang diamankan, bahannya karet sintetis yang merupakan tali alat medis keteter. Hal itu kemudian menggerakkan jajaran Kepolisian Resort (Polres) Gowa untuk mencari tahu dari mana tali keteter itu diperoleh para geng motor.
Untuk mengetahui lebih pasti sumbernya, pihak kepolisian melakukan razia limbah medis serta penjualan alat medis di apotek. Seperti dilakukan tim Polres Gowa yang dipimpin Plt Kasi Humas AKP Hasan Fadhlyh, Senin (9/5) siang.
Ada empat apotek di kawasan kota Sungguminasa didatangi. Polisi memeriksa jenis tali keteter yang dijual di apotek dan mencocokannya dengan tali pelontar yang diduga tali keteter yang disita dari para geng motor. Selain apotek, polisi juga mendatangi RSUD Syekh Yusuf untuk mengecek pengolahan limbah medis tali keteter.
“Kami lakukan razia ini untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat tentang maraknya geng motor yang sebagian menggunakan tali keteter pada tali pelontar busurnya. Alat medis ini dijadikan alat pelontar ketapel. Jadi kita lakukan razia ke sejumlah apotek dan rumah sakit untuk memastikan limbah alat medis seperti tali atau selang keteter tidak disalahgunakan. Hari ini (kemarin) kita datangi beberapa apotek serta rumah sakit. Kita cari tahu bagaimana pengolahan limbah medisnya. Kita sudah mendapatkan penjelasan dari pihak RSUD Syekh Yusuf terkait limbah medis tersebut, ” terang AKP Hasan Fadhlyh di sela razia limbah medis.
Melihat dari bahan alat medis yang digunakan kelompok geng motor, pihak kepolisian pun mengimbau para pemilik apotek untuk tidak sembarangan menjual alat medis kepada masyarakat tanpa ada resep dari dokter.
“Kami imbau semua apotek untuk tidak menjual alat medis secara sembarangan. Pembelian harus didasari resep untuk menghindari adanya penyalahgunaan alat medis, ” imbuh AKP Hasan Fadhlyh didampingi Kanit Turjawali Satuan Samapta Iptu Anwar Mansyur dan sejumlah personel Sat Reskrim dan Sat Sabhara Polres Gowa.
Ditegaskan AKP Hasan Fadhlyh, Polres Gowa akan menindak tegas para pelaku kejahatan jalanan. Pihaknya juga akan membentuk tim khusus untuk memberantas aksi mereka.
“Kami mengajak masyarakat Gowa untuk bersama-sama menjaga situasi Kamtibmas dan proaktif mengawasi aktivitas anak-anak remajanya agar tidak bergaul atau keluyuran hingga larut malam yang dapat menimbulkan aktivitas negatif yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Perawatan dan Medis RSUD Syekh Yusuf dr Suryadi menjelaskan, untuk pengelolaan alat medis maupun limbahnya, pihak rumah sakit melakukan prosedur yang sesuai standar pengolahan limbah.
“Mulai dari barang masuk sampai barang yang digunakan itu semua tercatat. Begitu pun jika sudah jadi limbah medis. Tidak ada satupun limbah medis dibuang sembarangan. Limbah medis rumah sakit kita ditangani oleh pihak ketiga. Limbah medis itu tidak boleh ada kontak dengan siapapun, termasuk perawat karena sifatnya berbahaya,” jelas dr Suryadi yang juga adalah ketua IDI Kabupaten Gowa.
Ia menerangkan, peralatan medis apapun yang sudah dipakai langsung diamankan di tempat penyimpanan sementara. Kemudian limbah ini dijemput dan diangkut oleh pihak ketiga, yakni PT Mitra Hijau untuk dimusnahkan.
“Jadi kami pastikan tidak ada limbah Rumah Sakit Syekh Yusuf yang dibuang sembarangan. Kami menjamin tidak ada limbah medis rumah sakit yang tercecer di luar, lalu kemudian digunakan oleh oknum masyarakat, seperti geng motor karena memang sudah terlokalisir dengan baik. Selama ini pihak ketiga kami telah memberikan garansi bahwa limbah medis ini tidak dibuang dan dicampur dengan limbah sampah umum atau limbah rumah tangga. Limbah medis dikelola sesuai standar, dikelola secara khusus karena masuk kategori sampah beracun jadi tergolong berbahaya,” papar dr Suryadi.
Terkait pasien korban geng motor, diakui dr Suryadi, pascalebaran kemarin pihak RSUD Syekh Yusuf merawat dua tiga orang pasien. Satu orang pasien yang terkena anak padan dirujuk ke RSUD Wahidin Makassar karena kehilangan mata. Satu lagi harus dioperasi di RSUD Syekh Yusuf karena kena panah di bagian perut. (sar)