MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID - Pemerintah mulai melonggarkan aktivitas warga selama lebaran Idulfitri 1443 Hijriah. Dua tahun terakhir, selama pandemi covid-19 warga dilarang pulang kampung dan pejabat dilarang melaksanakan halal bihalal.
Namun tahun ini, Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 003/2219/SJ tentang pelaksanaan Halal Bihalal pada Lebaran Hari Raya Idulfitri 2022. Surat edaran tersebut mengatur pelaksanaan kegiatan halal bihalal dengan mencegah peningkatan kasus covid-19.
Tujuan SE ini diterbitkan berguna untuk mengatur pelaksanaan kegiatan halal bihalal dengan mencegah peningkatan kasus covid-19. Dalam SE itu disebutkan jika suatu daerah berstatus level III, maka jumlah tamu halal bihalal dibatasi hingga 50 persen. Selain pembatasan tamu, protokol kesehatan juga tetap harus dilaksanakan secara ketat.
Walau halal bihalal bisa dilaksanakan, namun tidak ada makan dan minum di tempat. Tapi bisa disediakan dalam bentuk kemasan untuk dibawa pulang
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan pihaknya tentu saja harus mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah pusat. “Kita tegak lurus saja pada aturan. Saya tidak mau tafsirkan apapun,” ungkap Danny saat ditemui di Balai Kota Makassar, Jalan Ahmad Yani, Kamis (28/4).
Dia mengatakan, walaupun pelaksanaan halal bihalal tidak boleh makan dan minum, namun tidak akan mengurangi hakikat dari silaturahmi.
Lebih jauh dikemukakan, saat covid-19 masih tinggi saja, silaturahmi dengan warga tetap jalan. Apalagi saat ini, di mana kasus hanya berkutat pada angka nol hingga dua.
“Kami tetap akan membuka pintu bagi warga yang ingin bersilaturahmi. Tapi tetap tidak mengabaikan protokol kesehatan,” tambahnya.
Dia melanjutkan, aturan ini merupakan langkah antisipatif untuk mengeliminir potensi klaster penularan covid-19 dalam skala luas keramaian, mengingat adanya aktivitas makan dan minum. Masyarakat diharapkan dapat mengerti dan menaati aturan halal bihalal ini untuk diterapkan saat lebaran 2022.
Rencananya, Danny beserta keluarga akan melaksanakan salat Idulfitri di Lapangan Karebosi Makassar. Dia pun sudah menginstruksikan kepada instansi terkait, dalam hal ini Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkot Makassar untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
“Sudah dipersiapkan sama OPD terkait untuk pelaksanaan salat Id di Karebosi. Kita tinggal tunggu penentuan Hari Raya Idulfitri,” terang Danny.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Moh Syarief menerangkan persiapan pelaksanaan salat Idulfitri di Lapangan Karebosi mulai dilakukan.
“Kita tinggal menunggu hasil sidang isbat kapan resminya. Namun kita sudah perkirakan bahwa pelaksanannya nanti kemungkinan hari Senin, sambil menunggu pusat,” ungkap Syarief.
Dia melanjutkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan seluruh komponen yang ikut terlibat dalam pelaksanaan hari raya Idulfitri. Mulai dari pengamanan, koordinasi dengan Polrestabes Makassar dan Kodim, hingga penyediaan air bersih untuk wudhu dengan PDAM.
“Untuk pelaksanaan salat Idulfitri, kita juga sudah koordinasi dengan MUI. Mereka yang support persiapan khatib dan imam. Sementara untuk pelaksanaan zakat dengan Baznas,” tambahnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan laporan sementara, ada 1.300 titik lokasi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan salat Idulfitri di Makassar. Sudah termasuk masjid dan lapangan hingga jalan raya.
Khusus untuk Lapangan Karebosi, diperkirakan bisa menampung hingga 100 ribu jemaah. Karena pelaksana salat Id masih dalam kondisi pandemi covid-19, maka Pemkot Makassar tidak lupa menerjunkan Satuan Tugas Pengurai Kerumunan (Satgas Raika) untuk memastikan protokol kesehatan ditaati dengan baik.
Menurut rencana, yang akan membacakan khutbah salat Idulfitri di Lapangan Karebosi adalah Dr KH Alwi Uddin, naib adalah Kakanwil Kemenag Arsyad Ambo Tuo. Sementara bertindak sebagai imam adalah H Syarifuddin Yulle. Tema ceramah khatib adalah “Menata Jiwa dan Hati untuk Menuntun Perjalanan Hidup di Atas Ketakwaan”. (rhm)