SENYUM kepada orang lain merupakan sedekah yang cukup ringan dan mudah dilakukan. Siapa sangka, praktik baik ini bisa berdampak pada kesehatan. Dapat menjadi terapi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh manusia.
USTAZ Muh Irfan Hasanuddin menguraikannya secara lugas dalam siniar (podcast) di kanal Youtube Berita Kota Makassar. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatana Dai Muda Indonesia (IDMI) Maluku Utara ini membahas tentang sedekah sebagai bukti keimanan dan penghapus dosa.
Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate ini mengawali penjelasannya, dengan mengibaratkan Ramadan seperti lomba balap motor. Biasanya pada putaran pertama belum ada pebalap yang terjatuh di lintasan. Namun, di bagian pertengahan dan akhir Ramadan, satu persatu pesertanya terjatuh.
”Kalau di bulan Ramadan bisa dilihat jumlah jemaah ibadah di masjid, khususnya salat tarawih. Jemaah semakin berkurang. Ini fenomena yang hampir terjadi di seluruh masjid. Tapi tidak usah berkecil hati, dan terus bersemangat untuk memaksimalkan di hari terakhir 10 Ramadan,” jelas Ustaz Irfan.
Ia kemudian menjelaskan tentang sedekah, yang tidak hanya terbatas untuk menghapus dosa semata. Bahkan sedekah paling ringan, yaitu senyum bisa menjadi terapai penyakit bagi seseorang.
”Saya punya seorang teman dokter. Ia menyampaikan pernah menangani seorang pasien dengan kadar kolesterol tinggi. Si pasien kemudian diberi resep obat untuk menurunkan kolesterolnya. Seminggu kemudian dia datang untuk periksa kembali. Ternyata kolesterolnya makin naik. Obat yang diberikan tidak cocok, sehingga diganti dengan obat herbal. Seminggu kemudian datang check up tapi tambah naik lagi kolesterolnya,” ungkap Ustaz Irfan.
Dokter makin heran dengan kenyataan itu. Sudah diberikan obat yang paling bagus, ternyata kolesterolnya tidak turun-turun.
Dokter yang juga berprofesi sebagai mubalig itu baru saja memberikan pengajian dan membaca sebuah hadis, yang artinya senyum kepada saudaramu itu adalah sedekah. Sang dokter kemudian berpikir bagaimana kalau memberikan terapi senyum kepada si pasien untuk menurunkan kadar kolesterolnya.
Ia pertama kali meminta pasiennya untuk terlebih dulu belajar senyum, karena kemungkinan jarang melakukannya. ”Mulai hari ini cobalah tersenyum kepada setiap orang yang ditemui,” saran dokter itu.
Usut punya usut ternyata pasien tersebut memang jarang tersenyum selama ini. Ia adalah seorang preman pasar. Demi kesembuhan dia bersedia melakukan saran dari dokter.
Pertama kali diprakitkkan di dalam keluarga. Ketika bertemu istri dia tersenyum. Datang lagi anaknya, ia tersenyum lagi. Si anak bertanya kepada ibunya, kenapa bapaknya selalu tersenyum.
”Dokter menyarankan agar dalam satu kali tersenyum durasinya 20 detik. Diam-diam dia menghitung dengan menggunakan jari tangan yang disembunyikan,” jelas Ustaz Irfan.
Terapi ini ternyata cukup ampuh. Seminggu kemudian ketika datang kembali untuk memeriksakan kadar kolesterolnya, ternyata sudah mengalami penurunan.
Memang, menurut Ustaz Irfan, banyak hadis dan ayat ketika dikaitkan dengan penemuan kekinian atau sains, pasti akan terjawab. Tidak terkecuali yang disabdakan oleh nabi.
”Senyum itu dianggap sepele tapi membawa dampak luar biasa. Bukan sekadar menghapus dosa, tapi juga memperlancar rezeki serta menolak bala,” terangnya.
Dia juga mengingatkan ketika hendak bersedekah harusnya mengupayakan yang terbaik. Karena sedekah adalah bukti keimanan dan menghapus dosa. Orang yang gemar bersedekah biasanya tidak berpikir lagi apa yang mau dikeluarkan. ”Ketika ada anjuran untuk bersedekah persembahkanlah yang terbaik,” imbuhnya. (*/rus)