MENGUKIR prestasi bisa dilakukan kapan saja. Tak terkecuali ketika pandemi covid-19 melanda. Laras Kiranti Auliya Umar membuktikannya.
Gadis usia 15 tahun yang duduk di bangku kelas I SMA Negeri 17 Makassar ini menjadi tamu siniar (podcast) untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar. Dalam satu terakhir ia menggeluti dunia entertain.
”Sebenarnya dari kecil sering lirik-lirik kakak. Ia dapat knowledge yang banyak karena terjun di dunia entertain. jadi saya juga tertatik untuk bergabung,” ujar cewek yang akrab disapa Laras ini.
Kakak Laras yang juga perempuan saat ini bekerja di salah satu bank BUMN. Mereka terpaut usia enam tahun.
Alasan lain ketertarikannya, karena di dunia entertain biasanya diajari apa arti look. ”Wanita yang terjun di entertain looknya cantik. Tapi kalau menurut saya, cantik itu dari dalam hati kita. Juga bagaimana kita berbicara di depan umum. Bagaimana cara menunjukkan skill yang kita miliki. Bukan hanya good looking, tapi juga inner beautinya,” terang siswa Eelit Modeling School ini.
Pandemi pun tak menjadi halangan bagi Laras untuk mengukir prestasi. Mengefisienkan waktu di sela-sela belajar daring, ia mengikuti ajang pemilihan Duta Pelajar. ”Di rumah kita hanya berhadapan dengan komputer dan HP. Jadi saya coba ikut pemilihan Duta Pelajar. Sekalian menambah ilmu pengetahuan,” ujar Duta Pelajar Kabupaten Gowa 2022 ini.
Di tahun yang sama, Laras juga terpilih sebagai Puteri Heritage Kebudayaan Sulsel 2022. Ia kemudian menjelaskan tentang pemuda zaman sekarang banyak yang tidak terlalu tertarik pada hal-hal berbau budaya. ”Itulah tugas saya menjadi ikon dan role model kebudayaan yang ada di Makassar dan Sulsel,” tuturnya.
Di malam bakat pada ajang pemilihan tersebut, para peserta, termasuk Laras menaimpilkan tari tradisional ataupun tari kontemporer, serta memainkan alat musik tradisional.
”Budaya Sulsel sudah cukup maju. Walau begitu, pemuda jangan merasa puas dengan yang ada ada sekarang. Pemuda harus tetap kritis, khususnya dalam mengungkapkan dan memperkenalkan kebudayaan kita di daerah sendiri. Untuk apa kalian pintar, kalian cantik, kalau tidak tidak bisa membanggakan daerah sendiri,” imbuhnya.
Laras yang tinggal di Kabupaten Gowa, menyebut salah satu budaya yang tetap dilestarikan hingga saat ini adalah pencucian benda pusaka milik kerajaan yang ada di Balla Lompoa. Dari apa yang dilakukannya selama ini, ia bercita-cita ingin membanggakan kedua orang tua. Juga berguna bagi orang lain. (*/rus)