SATU lagi bukti bahwa pandemi covid-19 tak selamanya harus dipandang sebagai kendala dalam beraktivitas usaha. Nurnila, owner Frozen Food Chinnana Makassar menjadikan situasi tersebut untuk mendapatkan pundi-pundi cuan.
Ketika corona hadir di bulan April 2002 silam, sejak itu pula Nila –sapaan akrab Nurnila– merintis usahanya. Sebagai seorang perempuan yang cukup aktif, work from home (WFH) dari kantornya, membuat Nila berpikir apa yang bagus dikerjakannya.
Dipilihlah berjualan frozen food. Awalnya kecil-kecilan dan dijual paket. Ternyata penjualannya lancar.
”Pertamanya saya tawari ke teman satu atau dua orang. Mereka langsung membeli. Kemudian saya tawarkan secara online, eh…kok lancar. Dari situ kemudian saya biasa mengantar sendiri ke customer. Sedikit demi sedikit saya beli freezer, hingga sekarang jumlahnya sudah sampai 10 freezer,” ujar Nila ketika menjadi tamu dalam siniar (podcast) untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.
Sebagai pemula yang baru memulai usaha, Nila melakukannya sendirian. Seperti membeli barang, packing, memasarkan hingga pengantaran. Apakah ia tidak malu melakukan itu semua?
”Saya tidak pernah malu. Karena dari sejak kuliah dulu saya memang sudah aktif mencari pekerjaan tambahan untuk bayar SPP. Orang tua sebenarnya bisa bayarkan SPP, tapi saya selalu berusaha untuk melakukannya sendiri,” imbuhnya.
Alumni Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddi ini, mengaku memulai usaha dengan modal Rp200 ribu. Modal itu pun dia dapatkan sendiri dari usahanya berjualan masker serta hand sanitizer di awal-awal pandemi.
”Waktu itu banyak yang beli. Bahkan antre. Dana yang terkumpul dari situ kemudian saya jadikan modal. Sebenarnya ada gaji, tapi itu untuk yang lain,” jelas perempuan lajang yang lahir di Ujung Pandang, 7 Agustus 1994 ini.
Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Laja dan Rabania ini mencari peluang usaha dari media sosial Instagram. Termasuk usaha berjualan frozen food.
Ia juga memanfaatkan freezer kulkas di rumah orang tuanya ketika menyetok barang. Ibunya kerap bertanya kenapa ada barang seperti itu yang disimpan. Nila memilih untuk tidak terlalu menjelaskan usaha yang baru dirintisnya kala itu.
Saat ini Froze Food Chinnana telah mempekerjakan empat orang karyawan. Masing-masing dua orang di bagian produksi dan dua orang sebagai admin media sosial.
Karena diakui Nila, perilaku masyarakat berbelanja secara online dan menyetok barang di rumah kian terbentuk ketika pandemi melanda. Tidak heran jika usahanya terus berkembang. Bahkan ia sudah melayani pengiriman untuk wilayah Indonesia timur, seperti Nabire, Fakfak, dan Maluku. Termasuk di wilayah Sulawesi, seperti Mamuju, Mamasa, Enrekang, Bone, serta Luwu. Resellernya sudah ada di daerah tersebut.
Frozen Food Cinnana beroperasi mulai 09.00 Wita hingga 21.00 Wita. Disiapkan aneka olahan ayam, sapi, hingga suki.
Dalam perkembangannya, Nila menerapkan ongkor kirim Rp10 ribu se-Kota Makassar. Berlaku pada jam-jam tertentu, dengan terlebih dahulu list produk yang diinginkan dan harus melakukan pemesanan H-1 sebelum pengiriman.
Selain itu, usaha Nila juga melayani pesan home service. Ini dipruntukkan bagi yang ingin kumpul keluarga atau sewa alat untuk dipakai liburan, seperti camping. (*/rus)