TPPS Gowa Diminta Bergerak Cepat Turunkan Stunting

  • Bagikan

GOWA, BKM.FAJAR.CO.ID - Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa, Abd Rauf Malaganni, meminta seluruh anggota tim bergerak cepat dan berkolaborasi seluruh pihak terkait untuk menurunkan angka stunting di Gowa.

Hal itu disampaikan Abd Rauf Malaganni yang juga wakil bupati Gowa dalam pertemuan penguatan kemitraan Kampung KB dan pemberdayaan kelompok nasyarakat di Kampung KB dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Gowa di Baruga Karaeng Galesong, kantor Pemkab  Gowa, Senin (18/4).

Menurut Rauf, percepatan penurunan angka stunting ini perlu dipercepat apalagi secara nasional Kabupaten Gowa memiliki target pada tahun 2024 angka prevalensi balita stunting 14 persen. Namun Rauf berharap sebelum 2024, target tersebut sudah bisa dicapai.

”Ini bisa kita capai dengan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara semua pihak. Saya juga minta semua SKPD terkait dapat ikut terlibat dalam mendukung percepatan penurunan stunting ini,” kata Rauf. 
Rauf menyebutkan saat ini angka stunting di Gowa dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Hasil Reset Kesehatan Dasar (Reskesdas) tahun 2018, prevalensi balita stunting Kabupaten Gowa sebesar 44,50 persen, kemudian tahun 2019 turun lagi jadi 36,90 persen dan terakhir di tahun 2021 turun lagi menjadi 33 persen.

”Melihat perjalanan data prevalensi balita stunting di Gowa yang terus turun, patutlah disyukuri, namun kita pun harus waspada dengan adanya pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020-2021 ini diperkirakan indikator peningkatan kualitas SDM juga akan menurun,” terangnya.
Dikatakan Rauf, untuk menurunkan angka stunting di  Gowa, Pemkab Gowa sudah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di seluruh kecamatan, desa dan kelurahan. Saat ini,  ada 590 tim pendamping keluarga yang dibentuk dengan jumlah kader 1.770 orang.

”Dengan adanya TPPS ini diharapkan pemerintah di setiap jenjang wilayah bisa bekerja lebih fokus dan terarah untuk penanganan stunting tersebut,” kata Wabup Gowa lagi.

Di tempat yang sama, Sekretaris Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan, Faisal Fahmi, mengatakan, permasalahan stunting ini menjadi isu strategis bangsa Indonesia yang harus diselesaikan karena menyangkut kualitas SDM. Pembangunan SDM masuk dalam misi generasi emas Indonesia di tahun 2045.

Menurut Fahmi, stunting ini bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik pada anak, tapi juga pada perkembangan kecerdasan. Sehingga ini akan mempengaruhi kualitas SDM di bangsa Indonesia.
”Stunting ini bukan hanya mempengaruhi postur tinggi badan tapi juga pada aspek kecerdasan. Otomatis bagaimana kita bisa mencapai generasi emas 2045 kalau masalah stunting ini tidak bisa kita selesaikan pada saat ini,” kata Fahmi di dalam forum pertemuan yang turut dihadiri  Sekretaris Kabupaten Gowa, Kamsina, sejumlah pimpinan SKPD terkait, para camat, kepala desa, lurah serta pengelola Kampung KB. (sar)

  • Bagikan