TAMU program Berkah siniar (podcast) untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar kali ini cukup berbeda dengan sebelumnya. Ustaz Muh Ridwan tampil menyampaikan materi dengan memadukan dua bahasa daerah sekaligus, yakni Bugis dan Makassar, selain bahasa Indonesia tentunya. Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Dai Muda Indonesia (IDMI) ini membahas tentang dahsyatnya sedekah.
Di awal tausiyahnya, Ustaz Ridwan mengatakan bahwa Ramadan bagaikan tamu. Yang namanya tamu, kehadirannya tidak akan lama. Besok atau lusa ia akan pergi. ”Karena kalau tinggal selama setahun itu bukan tamu namanya, tapi ngontrak,” ujarnya dalam bahasa Bugis.
Jauh sebelum kedatangannya banyak orang yang menantikannya. Mereka bergembira menyambut bulan Ramadan. Kenapa? Karena ada banyak berkah dan kebaikan yang dibawanya.
Ada banyak perbuatan dan amalan yang bisa dilakukan di bulan Ramadan. Ustaz Ridwan lalu menyebut ada tida model ibadah. ”Yang pertama ibadah berat yang modalnya berat. Misalnya naik haji. Untuk melaksanakannya harus punya uang puluhan juta. Ibadahnya berat, karena harus dari Makassar naik pesawat ke Jeddah,” tuturnya.
Ada pula ibadah berat modalnya ringan. Ini yang dilakukan saat ini melaksanakan ibadah puasa. Modalnya ringan, tapi ibadahnya berat karena harus menahan lapar dan haus. Menahan hawa nafsu. Sementara modalnya cukup berniat. Ketiga, ibadah ringan dan modalnya ringan. Inilah yang dikatakan Rasulullah, berkata baik adalah sedekah.
Ustaz Ridwan lalu masuk ke penjelasannya tentang sedekah. Kata dia, sedekah bukan hanya materi. Menurutnya, apa yang kita keluarkan, apa yang kita dapatkan, apa yang ada pada diri kita ketika kita ikhlas menyerahkannya, itu bisa jadi sedekah.
”Terkadang ada orang berkata, ustaz tidak ada uangku tapi mauka bersedekah. Kira-kira apa yang bisa saya sedekahkan? Sedekah yang paling kecil adalah tersenyum. Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah,” imbuhnya.
Selain itu, jika kita punya kelebihan baju bekas namun masih layak pakai, kemudian disedekahkan. Karena bisa jadi ada tetangga yang membutuhkan. Ini juga termasuk sedekah yang luar biasa pahalanya. Apalagi bersedekah dengan uang.
Namun, ia tidak memungkiri bahwa jika memahami hasil dari sedekah, yang pertama ingin dirasakannya adalah apa hasilnya. Sebagian orang mau langsung dan instan jika bersedekah.
”Kalau berbicara dunia pasti ada balasannya. Bicara akhirat dapat menjadi investasi. Bisa jadi di dunia belum didapatkan, tapi nanti di akhirat, karena pahala itu tidak kelihatan,” jelasnya.
Ustaz Ridwan menyebut bahwa salah satu kedahsyatan sedekah adalah menjadikan hidup berkah. Keberkahan itu sebenarnya setiap saat bisa didapatkan jika dibelanjakan untuk makan. Pada saat kita makan dan perasaan enak, itulah keberkahan. Bangun di subuh hari kita berdoa sebagai tanda syukur karena dibangunkan dari tidur. Itu nikmatnya semua.
Kedua, bersedekah atas nama Allah itu menolak bala. Yang namanya manusia pasti akan mengalami cobaan. Bisa jadi ada cobaan yang mendekati, tapi karena pernah bersedekah, tetiba ujian itu tidak sampai. Karena Allah melihat kita pernah bersedekah, sehingga bala bencana yang akan menghampiri dibelokkan oleh Allah karena sedekah. Biar kecil yang penting ikhlas itu bisa menghidarkan kita dari bencana.
Sedekah juga memudahkan kita mencari rezeki. Disebutkan bahwa dalam Al-Qur’an ada satu makhluk Tuhan yang dijadikan nama surah, yakni lebah. Ada empat karakter lebah pada diri orang mukmin. Pertama, dia mencari makan di tempat yang baik dengan mengambil makanan dari sari bunga. Kedua, tidak pernah merusak ketika mencari makan. Tidak pernah mengisap sari madunya bunga yang menyebabkan tanaman itu mati, melainkan tumbuh.
Ketiga, apa yang dikeluarkan dari mulut lebah itu baik, yakni madu. Keempat, ketika lebah tidak diganggu dia tidak akan melawan. Sebaliknya, jika diusik ia akan melawan.
Jika dikaitkan dengan orang mukmin, dalam hidupnya ia akan mencari rezeki dengan cara halal. Pada saat memasukkan dan mengeluarkan sesuatu dari mulutnya adalah hal yang bagus. Apa yang hendak disampaikan semuanya benar.
”Orang yang diam tidak mau bicara kebenaran itu ibarat setan bisu. Sementara yang dibicarakannya adalah kebatilan dan kebohongan seperti setan bisa bicara. Pasti tidak ada yang mau kita pilih dari keduanya. Karena itu berkatalah yang baik. Kalau tidak, lebih baik diam,” tandasnya.
Harta yang disedekahkan, kata Ustaz Ridwan, bisa kekal di hadapan Allah dan menjadi penolong di akhirat kelak. Bisa jadi di dunia orang menganggap bersedekah terus itu akan menyebabkannya bangkrut. Padahal sebesar apapun kita mengeluarkan sedekah tidak ada yang bangkrut. Beda dengan yang haram. Jauh lebih besar siksaannya.
”Rezeki itu datangnya dari Allah Swt. Waktu kita lahir sepeser pun harta tidak ada yang melekat. Begitu di dunia Allah berikan segalanya, diminta atau tidak. Tapi itu hanya titipan. Besok atau lusa mau diambil, kita mesti ikhlaskan. Dan ketika harta dibelanjakan di jalan Allah bisa kekal sampai masuk kubur dan didapatkan pahalanya,” tandasnya. (*/rus)