Rovida: Bukan Cinta Segitiga, Mungkin Salah Paham

  • Bagikan

ROVIDA SETYA IKSANI, istri almarhum Najamuddin Sewang mengapresiasi pihak kepolisian yang telah berhasil mengungkap motif dan pelaku penembakan yang menewaskan suaminya. Ia tak lupa berterima kasih kepada media yang tak henti memberitakan kasus ini hingga akhirnya pelaku ditangkap. Termasuk support dari mereka yang mengenal almarhum.
Kepada BKM melalui sambungan telepon selular, Minggu (17/4), perempuan yang akrab disapa Vida itu mengaku kaget setelah mengetahui bahwa orang yang menjadi dalang penembakan adalah mantan atasan suaminya di Dishub. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Naja yang berstatus pegawai honorer bertugas di PCR Dishub Makassar.
”Terus terang saya kaget. Tidak pernah menyangka dan tidak pernah terlintas kalau dia (Iqbal Asnan) yang menjadi dalangnya,” ujar Vida.
Ibu dua anak ini berharap, bila memang masih ada pelaku lain yang terlibat dalam peristiwa penembakan Naja, agar bisa diungkap oleh polisi. Dengan demikian, almarhum bisa mendapatkan keadilan.
Ditanya tentang motif cinta segitiga dalam peristiwa ini, Vida mengaku hanya bisa tersenyum ketika mengetahui hal itu. Ia menyebut hal itu tidak masuk akal. Karena dirinya mengetahui semua tentang apa yang dilakukan suaminya ketika berada di tempat kerja.
”Kalau cinta segitiga, tidak masuk akal bagi saya. Mungkin karena salah paham. Saya tahu di sana (Dishub). Dengan siapa suami saya. Juga tidak pernah mendengar ada apa-apa dengan perempuan yang disebut R itu,” terang Vida.
Kebersamaan antara Naja dengan R, menurut Vida, sangat diketahuinya. Mereka kerap jalan bersama untuk urusan tugas.
”Suami saya bahkan pernah membawanya (R) datang ke rumah bersama beberapa orang di dalam mobil. Waktu itu mau antar orang meninggal. Jadi, ke mana suami saya pergi, dia selalu bilang,” tandas Vida.

Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar berhasil membongkar pelaku dan motif penembakan terhadap Najamuddin Sewang, pegawai Dinas Perhubungan Kota Makassar yang terjadi, Minggu, 3 April 2022. Setelah memeriksa 20 orang saksi, polisi akhirnya menetapkan empat orang tersangka. Masing-masing berinisial S, MIA, HKM, dan A. Mereka masing-masing punya peran sebagai eksekutor, penggambar lokasi, serta otak di balik penembakan.
Satu dari keempat tersangkat merupakan pejabat di Pemerintah Kota Makassar. Muh Iqbal Asnan (MIA) menjabat sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Makassar. Sejumlah barang bukti telah diamankan petugas. Di antaranya senjata api revolver, serta kendaraan yang dipakai saat kejadian. Peristiwa berdarah ini bermotif cinta segitiga.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budi Haryanto, pada Sabtu malam, 16 April 2022 menggelar konferensi pers terkait pengungkapan kasus ini.

Menurut Kombes Budi, Iqbal Asnan menjadi otak di balik penembakan berujung maut itu. Hanya saja, terkait kepemilikan senjata api yang digunakan untuk mengeksekusi korban, masih terus didalami. Polisi juga masih butuh uji balistik, apakah senpi yang diamankan sebagai barang bukti, digunakan pelaku untuk menembak Naja di Jalan Danau Tanjung Bunga.
Kapolrestabes juga mengungkap bahwa pelaku menembak korban dengan posisi berkendara roda dua. Juga ada pembayaran yang dilakukan dalang kasus ini terhadap eksekutor.
Atas perbuatannya, Iqbal dijerat dengan pasal 340 tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidan seumur hidup atau hukuman mati.
Kombes Budi tak memungkiri tersangka dalam kasus ini bisa saja bertambah. Bergantung dari hasil pengembangan nantinya. (jun)

  • Bagikan