POLMAN, BKM.FAJAR.CO.ID - Rencana Pemkab Polman memindahkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dari Kecamatan Binuang ke Desa Sattoko mulai menemui titik terang.
Warga setempat setuju setelah dua kali dilakukan sosialisasi oleh Dinas PU dan aparat kecamatan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Prasaana Wilayah Kabupaten Polman Husain Ismail saat dikonfirmasi membenarkan proses ditutupnya TPA di Binuang dan Pemkab Polman. Awalnya sudah menemukan lokasi TPA pertama di Tenggelang, kemudian diBalanipa, akan tetapi lokasi tesebut mendapat penolakan, maka
ditelusui di Kecamatan lain seperti Kecamatan Bulo dan Mapilli.
Menurut Husain sebenarnya Bupati Polman AndiIbrahim Masdar tidak ingin ada gejolak dimasyarakat. Makanya Bupati tidak ingin memaksakan menggunakan TPA di Silopo. Meskipun TPA Paku Binuang dinilai layak tapi Bupati tidak mau
ada bentrok dengan masyarakat.
Meski demikian Pemkab tak akan tinggal diam. Semua OPD terkait sampah, Dinas PU Polman dalam hal ini yang fungsinya tekait inpastruktur, tetapi pengelolaan sampah di lingkungan hidup, akan tetapi jika tekait infrastrukturnya pembangunanTPA ada di Dinas PU.
Bupati sudah keliling mencari lokasi baru TPA dan menyampaikan juga kepada semua Camat agar mencai lokasi TPA yang repesentatif, pertama tanah itu tidak poduktif, artinya tanah disitu bukan jenis tanah produktif, kedua jangan memilih berada di tempat pemukiman warga untuk memenuhi memenuhi pesyaratan yang ditetapkan dari kementerian.
Kepala Badan Pemantauan Kawasan Hutan Wilayah Sulawesi menyampaikan kepada Bupati Polewali Mandar, sewaktu audiens dengan bupati bahwa sekarang kawasan hutan bisa dijadikan TPA. Tinggal membuat permohonan izin pakai kawasan hutan untuk kepentingan TPA tersebut. Lokasi TPA Baru di Desa Sattoko Kecamatan Mapilli Kabupaten Polwali Mandar termasuk kawasan hutan tanaman produksi terbatas dan proses izinnya sekarang sudah berjalan.
”Izin Amdalnya dan studi kelayakannya saat ini sudah berjalan jadi sudah ada proses. Cuma kita mungkin dalam mewujudkannya tentu butuh proses, kan tak bisa kita semudah membalik telapak tangan,”ujarnya.
Saat ini yang jadi masalah adalah sampah menumpuk disejumlah titik dan hal tersebut terjadi karena keterbatasan TPA.
”Kamis kemarin kami diundang rapat ke Polres Polman bersama Camat dan diminta melakukan pendekatan kepada masyarakat di Paku (Binuang) bersama Kades. Apa keinginan warga sekitar TPA Silopo. Kalau misalnya mereka minta kompensasi, silahkan ajukan dan dalam bentuk apa kompensasinya nanti karena semua itu dimungkinkan dan memungkinkan menggunakan APBD kayak di TPA Bantar Gebang, ada kompensasi dari Pemprov DKI Jakarta kepada warga di
lokasi TPA di Kabupaten Bekasi,” jelasnya.
Ditambahkan Kadis, lokasi TPA Desa Sattoko, sudah dua kali dilakuan sosialisasi dan masyarakat menerima dengan baik bahkan dia bilang kalau ada orang dari luar yang datang menolak maka kami jadi jaminan. (*)