WAJO, BKM.COM – Langkah dan kebijakan Bupati Wajo, Amran Mahmud, terus menunjukkan bukti. Data dan fakta berbicara bahwa meski di tengah terpaan pandemi covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo tetap berhasil mengukir keberhasilan.
Wajo mencatatkan diri sebagai daerah tertinggi ketiga pertumbuhan ekonominya di Sulawesi Selatan (Sulsel). Lalu, angka kemiskinan dan pengangguran terbuka berkurang selama 2021. Teranyar, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita masyarakat di Wajo mengalami kenaikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Wajo, PDRB per kapita masyarakat di Wajo mengalami kenaikan dari Rp49,58 juta pada 2020 meningkat menjadi Rp58,83 juta pada 2021.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, menyampaikan bahwa peningkatan angka pendapatan per kapita masyarakat Wajo yang mencapai Rp58,83 juta pada 2021 merupakan kesyukuran dan kebahagiaan tersendiri.
“Salah satu program dari 25 program kerja nyata kami bersama Pak Wabup (Wakil Bupati Wajo, Amran) adalah pendapatan per kapita Rp60 juta. Berarti sedikit lagi ini bisa tercapai. Sisa selisih Rp1 juta lebih,” ucap Direktur Wajo Computer Center (WCC) ini, Jumat (8/7/2022).
Mantan Ketua Ikatan Pemuda Muhammadiyah/Ikatan Remaja Muhammadiyah (IPM/IRM) Wajo ini menyampaikan terima kasih atas semua kerja keras dan upaya maksimal dari semua pemangku kebijakan, khususnya perangkat daerah penanggung jawab sektor-sektor penyumbang PDRB.
“Ini adalah berkat kerja keras kita semua, khususnya masyarakat Kabupaten Wajo sendiri yang meskipun di tengah terpaan pandemi, tetap berupaya untuk bangkit. Tentu juga dengan dukungan dari pemerintah dan anggota DPR pusat serta pemerintah dan anggota DPRD provinsi,” ucapnya.
Namun demikian, Amran Mahmud meminta agar capaian ini tidak membuat berpuas diri, tetapi justru menjadi spirit untuk melakukan upaya lebih keras lagi.
Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Wajo, Andi Muzdalifah, mengatakan salah satu indikator peningkatan pendapatan per kapita pada 2021 karena semua lapangan usaha pembentuk PDRB mengalami pertumbuhan positif.
“Setidaknya ada tiga sektor yang memiliki share atau kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB. Yang tertinggi adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki share sebesar 33,36 persen dan laju pertumbuhan PDRB sebesar 6 persen pada tahun 2021. Sebelumnya, tahun 2020 laju pertumbuhan sebesar 0,57 persen. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi sektor tersebut,” urai Muzdalifah.
Sektor yang memiliki kontribusi terbesar kedua, lanjut Muzdalifah, yaitu sektor perdagangan, termasuk eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor sebesar 15,73 persen. Laju pertumbuhannya pada 2021 sebesar 5,74 persen dari -1,05 persen pada 2020.
“Peningkatan sektor perdagangan tidak lepas dari aktivitas pasar yang sudah mulai berjalan normal di era new normal,” ucapnya.
Lalu disusul sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki share sebesar 15,28 persen dengan laju pertumbuhan PDRB 11,44 persen pada 2021 dari -7,37 persen pada 2020.
“Peningkatan produksi gas Gilireng turut menggerakkan peningkatan PDRB kita di mana produksi gas Gilireng yang meningkat dibanding tahun sebelumnya,” ucapnya.
Muzdalifah melanjutkan, ketiga sektor tersebut kemudian disusul sektor konstruksi dengan share 9,72 persen, sektor administrasi pemerintahan, pertanahan, dan jaminan sosial wajib 4,07 persen, jasa pendidikan 3,86 persen, serta sektor lainnya. (Sar)