DALAM Al-Qur’an ada beberapa ayat yang membahas tentang sedekah. Sebagian di antaranya menyebut pentingnya wanita untuk membagikan harganya.
SEDEKAH merupakan bentuk umum dari banyak wujud yang Allah Swt sebut dalam Al-Qur’an. Sedekah bisa disebut tentang tata cara mengeluarkan harta. Sekurang-kurangnya ada tiga istilah yang disebut terkait hal ini, yaitu sedekah, infaq, dan zakat.
”Perbedaan ketiganya secara umum, infaq dan zakat masuk dalam bentuk sedekah. Sedekah bentuk umum dari cara dan bentuk kita mengeluarkan harta,” ujar Ustaz Mismubarak ketika menjadi narasumber dalam siniar (podcast) untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Dai Muda Indonesia (IDMI) Papua Barat ini menerangkan, makna sedekah secara luas dilihat dalam hadis Nabi Muhammad Saw. Disebutkan bahwa sedekah terbaik adalah mengeluarkan harta. Jadi, bila ingin menampilkan diri kita yang terbaik di hadapan Allah Swt, mengeluarkan sedekah adalah yang terbaik dengan harta.
Namun nyatanya, dalam kehidupan kita sehari-hari ada yang kesulitan dengan harta untuk disedekahkan. Nabi mengatakan, bila engkau tidak mampu bersedekah dengan harta, setiap sendi-sendi dari tubuh kita adalah sedekah juga.
”Kalau misalnya tidak mampu menyumbang ke masjid, bisa melakukannya dengan tenaga. Tidak bisa juga, bersedekahlah dengan senyum. Karena senyum di wajah saudaramu juga itu adalah sedekah. Tapi jangan sedikit-sedikit senyum,” terangnya sambil tertawa.
Infaq, menurut Ustaz Misbah, masuk dalam bentuk sedekah. Dalam semua kondisi bisa dilaksanakan. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa keluarkanlah infaq sebagian hartamu, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. ”Zakat juga merupakan bentuk sedekah, tapi sudah ditentukan takarannya,” imbuhnya.
Lalu apa kaitannya sedekah dengan wanita? Dijelaskan bahwa wanita merupakan makhluk luar biasa. Bahkan wanita diistimewakan pada satu surah dalam Al-Qur’an, yakni surah Annisa ayat keempat.
”Di zaman jahiliyah wanita tidak berharga sama sekali. Dianggap sebagai barang yang bisa dikoleksi dan bisa dibuang kapan saja. Dengan hadirnya Islam,harkat perempuan diangkat. Rasulullah dalam hadisnya banyak menyebut perempuan,” jelasnya.
Ia kemudian penyebutan tentang wanita. Yakni al-Unsa, wanita berdasarkan jenis kelamin. al-Um, wanita sebagai seorang ibu. Al-Mar’a, wanita yang sudah menikah. Sementara Annisa merupakan istilah wanita secara umum. Sehingga penyebutan Annisa dalam Al-Quran berlaku secara umum bagi wanita.
”Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim, perempuan dipanggil secara umum untuk bersedekah dan perbanyak istigfar,” terangnya.
Ia kemudian menyinggung tentang hal yang selam ini banyak disebut-sebut bahwa wanita menjadi penghuni neraka yang paling banyak. Ustaz Misbah menerangkan, hal itu tersambung dengan redaksi hadis yang mengatakan bahwa jika wanita tersebut meninggalkan sedekah serta tidak memperbanyak istigfar.
”Jadi perintah yang pertama adalah bersedekahlah. Kedua, perbanyak istigfar. Perempuan paling rentan dengan kedua hal ini. Fitrahnya sebagai seorang perempuan suka berbelanja. Lebih mementingkan untuk membeli barang dengan harga mahal, dibanding untuk bersedekah. Apalagi perempuan yang sudah berkeluarga, harus bisa didorong untuk selalu bersedekah. Sangat penting seorang istri untuk menyisihkan hartanya buat sedekah. Kembali lagi dianjurkan sedekah harta,” jelasnya.
Ia kemudian menukil sebuah riwayat di zaman nabi. Kala itu ada seorang perempuan ‘pekerja malam’. Di mata masyarakat pekerjaannya dianggap hina.
Di suatu malam ketika kembali dari tempatnya bekerja, ia mendapati seekor anjing yang sangat kurus dalam keadaan haus. Wanita itu menyempatkan diri untuk memberinya air yang diambil dari dalam sumur dengan menggunakan selop sepatunya. Perbuatannya inilah menjadi sebab ia masuk surga. (*/rus)