MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID - Sudah dua kali proyek Stadion Mattoanging gagal tender. Walau begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan kembali melakukan tender ulang.
Pemprov memutuskan tidak melakukan penunjukan langsung berdasarkan hasil konsultasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel Andi Arwien Azis mengklaim, pihaknya sudah mendapat rekomendasi dari LKPP untuk melakukan tender ulang.
“Jadi itikad baik dari pemprov akan tetap melanjutkan lelang, mungkin tender. Tapi kalau penunjukan langsung saya rasa tidak,” katanya, Selasa (5/4).
Arwien menjelaskan, ada proses tender yang akan berubah dari sebelumnya. Desain dan konstruksi akan dipisah.
“Cuma metode pemilihan penyedianya yang kita evaluasi. Karena Pokja kemarin tidak berhasil mendapatkan pemenang,” jelas Arwien.
Dengan begitu, diharapkan ada kontraktor yang bisa memenuhi syarat.
“Kita coba bahas bersama, tender dipisah konstruksi dan desain. Kan desain kita sudah ada. Jadi kita tender tinggal konstruksi saja.
Mudah-mudahan kontruksi saja yang ditender, sisa mereview desain yang ada,” ungkap Arwien.
Karena itu dia pun optimistis pengerjaan bisa diselesaikan tepat waktu, meski kembali dilakukan tender ulang.
“Kalau bergeser masih memungkinkan, masih tidak terlambat. Itu sudah dihitung-hitung. Mungkin waktunya mepet ke Desember,” pungkasnya.
Diketahui, pembangunan Stadion Mattoanging dianggarkan Rp480 miliar untuk kapasitas 20 ribu penonton.
Untuk pembangunan tahap pertama, Pemprov Sulsel hanya punya dana Rp66,2 miliar. Anggaran tersebut untuk pembangunan lapangan utama (field of play), lintasan atletik, dan tower-tower lampu.
Nasib Menara Kembar
Terpisah, Direktur PT Sulsel Citra Indonesia (SCI) atau Perseroda Sulsel Yasir Mahmud mengungkapkan, proyek pembangunan Twin Tower di kawasan Centerpoint of Indonesia (CoI) tetap akan dilanjutkan. Perubahan desain bisa dilakukan sesuai keinginan investor nantinya.
“Tergantung pada investor apakah mau melanjutkan pembangunan ini. Mengingat pondasinya kan sudah jadi semua. Nantinya apakah investor mau melanjutkan itu atau memiliki desain sendiri,” kata Yasir, Selasa(5/4) di Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo.
Hanya saja, kata dia, saat ini pihak SCI belum sampai di tahap pembahasan desain baru ketika pembangunan twin tower dilanjutkan. Sebab pihak yang akan membiayai megaproyek yang diprediksi akan menelan anggaran sebesar Rp2 triliun itu belum ada. ”Sekarang ini kami mencari investor yang siap. Sudah ada beberapa yang menawarkan,” ujarnya.
Terkait status kerja sama dengan Waskita selaku investor sebelumnya, ia mengatakan sementara menggantung karena beberapa masalah kelengkapan dokumen teknis.
“Dengan pihak Waskita yang jadi investor awal, sekarang sementara menggantung. Belum jelas,” imbuhnya.
Walau begitu, tidak menutup kemungkinan ke depan bagi pihak investor baru jika ingin mengandeng kembali atau menunjuk langsung Waskita sebagai pelaksana proyek, maka desain sekarang bisa saja dilanjutkan.
“Atau investor ini menunjuk sendiri Waskita untuk pengerjaan itu sebagai pelaksana, maka tinggal dilanjutkan. Tetapi jika pihak investor ingin membangun sendiri dengan desain baru, maka yang dilakukan adalah membuat perjanjian untuk mengganti nilai pengerjaan yang dilakukan oleh Waskita.
Akan ada klausul kesepakatan bahwa apabila dilanjut oleh investor lain, maka investor ini kami harapkan mengganti nilai pengerjaan yang dilakukan oleh Waskita,” paparnya.
Sebelumnya, Yasir mengatakan sekitar 8 hektare luas lahan di CoI, disebutkan Yasir akan digunakan untuk pembangunan dalam proyek tersebut, saat ini tengah dalam proses penyertaan di Biro Keuangan dan Aset Pemprov Sulsel.
“Beberapa investor yang berminat membangun twin tower akan kita bahas setelah penyertaan aset ini rampung. Investornya ada dari Jakarta” katanya.
Termasuk, kata dia, dokumen izin yang dulu menyalahi aturan akan diperbaiki sebelum melanjutkan pembangunan.
Diketahui, proyek ini telah dilaunching pada November 2020 lalu oleh Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah saat masih menjabat. Rencananya, proyek ini akan menjadi kantor induk pemerintahan. Kantor eksekutif dan legislatif disatukan dalam satu area.
Belakangan proyek ini bermasalah karena menggunakan lahan RTH dan tidak sesuai dengan kondisi tata ruang Makassar.
Saat dikonfirmasi, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, detail kelanjutan megaproyek pembangunan twin tower atau menara kembar di CoI sudah di tahap bisnis to bisnis antara Perseroda dengan kontraktor. Sejauh ini untuk mendapatkan izin yang sesuai dengan RTRW, pemprov pun sudah banyak membantu.
“Mereka sudah dibantu RTRW, tapi belum ada. Baru SK dari Mendagri. Kalau itu sudah klir RTRW-nya, tinggal bagaimana bisnis to bisnisnya,” katanya.
Andi
Sudirman menegaskan, pihaknya tidak bisa menuntun banyak terhadap pihak rekanan, karena kendala yang ada. Termasuk soal kondisi keuangan menjadi perimbangan tersendiri.
“Kitakan tidak bisa push orang. Apalagi kondisi seperti ini. Kita tidak tahu rekanan bagaimana kondisi keuangannya kan. Paling penting, pemprov senantiasa memfasilitasi untuk melanjutkan dan progres mengenai pembangunan twin tower tetap jalan,” tandasnya. (jun)