MAKASSAR, BKM.FAJAR.CO.ID - Hingga posisi Februari 2022, total aset bank umum di Sulsel tumbuh 5,97 persen secara year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp160,44 triliun. Begitu pula penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 5,68 persen dengan nominal Rp109,94 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 4,23 persen (yoy) dengan nominal Rp127,27 triliun.
Demikian disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 6 Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua), Moh Nurdin Subandi, dalam acara media briefing ‘Journalist Update’ di Makassar, akhir pekan lalu.
”Untuk aset bank umum di Sulawesi Selatan posisi Februari 2022 di tengah kondisi pandemi Covid-19, mampu tumbuh 5,97 persen secara yoy, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang cukup tinggi 115,76 persen dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga sebesar 3,57 persen,” kata Nurdin.
Sementara itu, kata dia, perkembangan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Sulsel, juga tetap menunjukkan kinerja positif di tengah masa pandemi. Kinerja dana pensiun mampu tumbuh positif, tercermin dari total aset dan investasi yang masing-masing tumbuh 5,52 persen yoy dan 6,17 persen yoy menjadi Rp1,18 triliun dan Rp1,13 triliun.
”Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Produktif tumbuh 4,51 persen secara yoy dengan nominal mencapai Rp69,11 triliun dan Kredit Konsumtif terkoreksi melambat -0,31 persen secara yoy dengan nominal mencapai Rp58,16 triliun,” kata Nurdin.
Terkait penyaluran kredit atau pembiayaan UMKM, Nurdin menambahkan, melalui TPAKD bekerjasama dengan enam bank. Hal ini berhasil menjalankan program kredit atau pembiayaan berorientasi klasterisasi UMKM sejak 3 Juni 2021.
”Program kredit berorientasi klasterisasi UMKM dengan pembiayaan KUR dari beberapa bank berhasil dijalankan. Sejak 3 Juni 2021, di wilayah Sulawesi Selatan sudah tercatat sebanyak 221 klaster yang bergabung dalam program tersebut,” katanya.
Nurdin merincikan keseluruhan klaster tergabung yang berasal dari lapangan usaha sektoral. Sebanyak 221 klaster tersebut berasal dari lapangan usaha sektoral, di antaranya UMKM sektor pertanian sebanyak 85 klaster, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum 36 klaster perikanan 33 klaster, perdagangan besar dan eceran sebanyak 15 klaster dan lainnya 21 klaster. Selain itu, ada 25 klaster yang dijadikan sebagai model pengembangan. (mir)