MAROS, BKM.FAJAR.CO.ID - Kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng masih terjadi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Maros. Para pedagang dan pembeli mengeluhkan sudah sebulan lebih stok minyak goreng curah dan kemasan sulit didapatkan, karena tidak adanya stok dari distributor.
Ironisnya lagi, agar tetap bisa menjual minyak goreng ke konsumen pedagang terpaksa membeli minyak dari pedagang lain dengan harga tinggi. Salah seorang pedagang di Pasar Rakyat Batangase Kecamatan Mandai, Mita Makmur, mengatakan, saat ini masih kesulitan mendapatkan stok minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah.
Dia pun mengaku kesulitan mendapatkan stok minyak goreng sudah dirasakan selama dua bulan. Bahkan dari distributor minyak sendiri sudah tak pernah lagi menyalurkan stok minyak ke pedagang.
”Supaya tetap bisa menjual minyak goreng kita para pedagang terpaksa membeli stok dari pedagang lain dengan harga yang lebih tinggi. Kalau sekarang yang diminati itu minyak goreng curah. Tapi stoknya selalu kosong,” akunya.
Saat ini harga minyak goreng yang dijual pedagang masih terjadi lonjakan. ”Untuk minyak goreng kemasan 2 liter dijual dengan harga Rp55 ribu hingga Rp60 ribu. Tergantung merek minyak. Sementara untuk minyak curah per liternya dijual seharga Rp24 ribu,” jelasnya.
Diakuinya harga minyak curah harganya sedikit turun karena sisa Rp24 ribu per liter. Salah seorang pembeli, Hawatia, mengaku baru saja membeli minyak curah. Harganya masih mahal. Kemasan 1,5 liter itu harganya Rp30 ribu.
”Minyaknya mau dipakai buat jualan kue. Ini masih sangat mahal, dapatnya juga susah. Dulu waktu normal hanya Rp15 ribu. Setengah mati kita pedagang kecil,” akunya.
Ironisnya lagi, sebab kelangkaan minyak goreng tidak hanya terjadi di pasar tradisional. Tapi kekosongan stok minyak goreng juga terlihat di beberapa etalase mini market di wilayah Maros. (ari/c)